Musim terakhir Jurgen Klopp bersama Borussia Dortmund menjadi periode kelam bagi Henrikh Mkhitaryan. Dibawah ini Anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh FOOTBALL ROAR.
Performa tim yang jatuh ke posisi ketujuh Bundesliga mencerminkan kondisi internal sang pemain. Secara fisik dan mental, Mkhitaryan merasa hancur dan kehilangan percaya diri.
Kepergian Klopp semakin memperkuat niatnya untuk meninggalkan Signal Iduna Park. Ia yakin bahwa perubahan lingkungan adalah satu-satunya solusi. Saat itu, Mkhitaryan sudah mencapai kesepakatan dengan klub untuk hengkang dan siap mengakhiri petualangannya di Jerman.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
“Sebelum membicarakannya (Tuchel), saya ingin menjelaskan bahwa kami mengalami kesulitan di tahun terakhir Klopp,” kenang Mkhitaryan. Kondisinya yang terpuruk membuatnya yakin bahwa tidak ada lagi harapan baginya di Dortmund.
Intervensi Penuh Keyakinan dari Sang Juru Selamat
Situasi berubah drastis ketika Thomas Tuchel resmi ditunjuk sebagai pelatih baru. Meski Mkhitaryan sudah memutuskan untuk pergi, Tuchel memintanya untuk bertahan dan mendengarkan rencananya. Pertemuan empat mata pun terjadi antara pelatih dan pemain yang sedang terpuruk itu.
Dalam percakapan tersebut, Tuchel melontarkan janji yang terdengar mustahil. Ia menjamin Mkhitaryan akan mencetak 15 gol dan 15 assist di musim mendatang. Janji ini disampaikan dengan keyakinan penuh, meski Tuchel tahu kondisi mental pemainnya sedang di titik terendah.
“Saya punya kesepakatan dengan Dortmund untuk pergi. Tuchel, bagaimanapun, datang dan berkata dia ingin berbicara dengan saya dan untuk memercayainya,” ujar Mkhitaryan mengingat momen krusial tersebut.
Baca Juga: Nottingham Forest Kecolongan Pemain Termahal di Liga Europa!
Keraguan dan Nasihat Untuk Kabur
Reaksi pertama Mkhitaryan terhadap janji Tuchel adalah tawa. Target 15 gol dan 15 assist terdengar seperti lelucon baginya, mengingat kepercayaan dirinya yang sudah hancur berantakan. Bahkan, sang agen legendaris Mino Raiola pun mendukung keraguan tersebut.
Raiola secara terbuka menyarankan Mkhitaryan untuk mengabaikan janji Tuchel dan tetap pada rencana awal meninggalkan Dortmund. Nasihat ini datang dari agen paling berpengalaman yang tentu memahami risiko jika kliennya tetap bertahan dalam kondisi tidak stabil.
“Saya tertawa karena saya telah kehilangan kepercayaan diri,” tegas Mkhitaryan. “Bahkan agen saya, Raiola, mengatakan kepada saya untuk pergi,” sambungnya. Saat itu, semua logika bisnis dan profesionalisme mendukung keputusan untuk pergi
Transformasi Menjadi Pemain Kelas Dunia
Meski semua pihak menyarankan untuk pergi, Mkhitaryan memilih mengambil risiko dengan mempercayai Tuchel. Keputusan ini ternyata menjadi titik balik terbesar dalam kariernya. Musim berikutnya, ia benar-benar mencapai target yang dijanjikan Tuchel.
Mkhitaryan menjelma menjadi mesin gol dan assist yang tak terhentikan. Performanya tidak hanya memenuhi janji Tuchel, tetapi bahkan melampaui ekspektasi semua orang. Kebangkitannya menjadi bukti nyata keajaiban yang bisa terjadi ketika seorang pelatih memahami psikologi pemain.
“Pada akhirnya, saya menjalani musim yang hebat dan pujian harus diberikan kepadanya,” kata Mkhitaryan. “Dia mengembalikan kepercayaan diri dan kegembiraan saya dalam bermain sepak bola,” pungkasnya. Transformasi ini membuktikan bahwa kepercayaan bisa mengubah segalanya. Jangan lupa luangkan waktu Anda untuk mengeksplorasi lebih banyak berita tentang sport lainnya hanya dengan klik footballroar.com.